NEWS SIBU – Presiden Prabowo Subianto mengungkap alasan di balik keputusannya menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama (Kemenag). Langkah ini disebut sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan negara terhadap peran besar pesantren dalam membangun moral, karakter, dan kemandirian bangsa.

Dalam keterangannya di Istana Negara, Jumat (25/10/2025), Prabowo menegaskan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng pertahanan moral bangsa yang telah berperan penting sejak masa perjuangan kemerdekaan.
Baca Juga : Istana Ungkap Alasan Prabowo Setujui Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren
“Pesantren adalah pilar utama pendidikan karakter bangsa. Negara wajib hadir untuk memperkuat perannya agar terus relevan di era modern,” ujar Prabowo.
Perkuat Tata Kelola dan Pemberdayaan
Pembentukan Ditjen Pesantren, menurut Prabowo, bertujuan memperkuat tata kelola dan meningkatkan kesejahteraan para pengelola lembaga pendidikan Islam. Selama ini, urusan pesantren masih tersebar di beberapa direktorat, sehingga perlu wadah khusus agar pengelolaannya lebih fokus dan efektif.
“Dengan adanya Ditjen Pesantren, kita ingin memastikan pengembangan pendidikan pesantren lebih terarah. Mulai dari kurikulum, sarana prasarana, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren,” jelasnya.
Kementerian Agama sebelumnya telah mengusulkan pembentukan direktorat khusus tersebut untuk memperkuat pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren. Ditjen ini nantinya akan mengurusi pendidikan keagamaan, keterampilan santri, serta penguatan ekonomi mandiri berbasis pesantren.
Dukungan dari Kalangan Ulama
Keputusan Presiden Prabowo disambut positif oleh berbagai kalangan, termasuk organisasi keagamaan dan ulama pesantren. Ketua Umum Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU), KH Abdul Ghofur Maimoen, menilai langkah tersebut sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap dunia pesantren.
“Pesantren selama ini sudah berkontribusi besar mencetak generasi bangsa yang berakhlak dan cinta tanah air. Kami bersyukur pemerintah memberi perhatian lebih melalui pembentukan Ditjen khusus,” kata KH Ghofur.
Selain itu, sejumlah pondok pesantren di daerah juga menyambut baik kebijakan ini, karena diharapkan mampu mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia dan akses bantuan bagi lembaga pendidikan tradisional tersebut.
Sinergi Pendidikan dan Kemandirian Ekonomi
Prabowo juga menekankan pentingnya sinergi antara dunia pesantren dan sektor ekonomi. Ia ingin agar pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat inovasi ekonomi umat, seperti pengelolaan usaha pertanian, perikanan, hingga industri kreatif berbasis lokal.
“Kemandirian ekonomi umat harus dimulai dari pesantren. Negara akan mendukung penuh agar pesantren bisa mandiri dan berdaya saing,” tegasnya.
Dengan terbentuknya Ditjen Pesantren, pemerintah berharap pesantren dapat terus menjadi motor penggerak pembangunan karakter bangsa yang religius, mandiri, dan cinta tanah air di tengah tantangan globalisasi.









